๐ Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :
َูุงِููู َูุง ُูุคْู
ُِู ، َูุงِููู َูุง ُูุคْู
ُِู ، َูุงِููู َูุง ُูุคْู
ُِู . َِْููู: َู ู
َْู َูุง ุฑَุณَُْูู ุงِููู؟ َูุงَู: ุงَّูุฐِْู َูุง َูุฃْู
َُู ุฌَุงุฑُُู ุจََูุงุฆَُِูู
“Demi Allah, tidak beriman, tidak beriman, tidak beriman.
Ada yang bertanya: ‘Siapa itu wahai Rasulullah?’.
Beliau menjawab: ‘Orang yang tetangganya tidak aman dari bawa’iq-nya (kejahatannya)‘”
๐ (HR. Bukhari 6016, Muslim 46)
๐ Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan:
“Bawa’iq maksudnya culas, khianat, zhalim dan jahat.
Barang siapa yang tetangganya tidak aman dari sifat itu, maka ia bukanlah seorang mukmin. Jika itu juga dilakukan dalam perbuatan, maka lebih parah lagi.
Hadits ini juga dalil larangan menjahati tetangga, baik dengan perkataan atau perbuatan. Dalam bentuk perkataan, yaitu tetangga mendengar hal-hal yang membuatnya terganggu dan resah”.
Beliau juga berkata:
”Jadi, haram hukumnya mengganggu tetangga dengan segala bentuk gangguan. Jika seseorang melakukannya, maka ia bukan seorang mukmin, dalam artian ia tidak memiliki sifat sebagaimana sifat orang mukmin dalam masalah ini” ๐ (Syarh Riyadhis Shalihin, 3/178) Allahu'alam
Source : masjidalikhlasbws